Jakarta, 27 Agustus 2024 – Seusai Membuka Acara Deklarasi Anti Narkoba Kawasan Rawan, Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom, S. I. K., M. Si, mengatakan kepada awak Media ; “Kami bangga dengan kampung permata ini yang sudah menyadari perlahan lahan dengan narkoba kampung permata yang terletak di kecamatan Cengkareng barat, jakarta barat, kenapa kita melakukan deklarasi anti narkoba, kita berbicara tentang satu fenomena aktifitas manusia khusunya yang berhubungan dengan narkoba karena kita ketahui bahwa narkoba ini, bagi kita semua hari ini sebagai suatu bencana koram bencana kemanusiaan karena di dunia ini ada kurang lebih 290 juta manusia yang tercepung atau terceprang oleh ketergantungan bahaya narkoba, di indonesia sendiri ada 3,33 jt, anak manusia warga negara indonesia selasa 26/8/2024.
Kita melakukan penegakkan hukum sepanajang BNN berdiri dari tahun 2010, secara resmi BNN menjadi lembaga neagara, artinya sudah 14 tahun, melakukan penegakkan hukum terhadap narkoba bahkan sejak polri, sebelum BNN ada polri kita juga tidak mampu untuk menangani bahaya narkoba bahkan semakin hari semakin berkembang, selama ini kita melakukan pendekata pendekatan bersifat represif penegakkan hukum menangakap memenjarakan, lalu apa yang terjadi adalah dampak yang berkembang dari penangkapan itu yang pertama adalah “penuhnya ruang lapas kita yang hari ini 2.5 % lapas di indonesia ini terpenuhi oleh kejahatan kejahatan yang berhubungan dengan narkoba, “penangkapan tidak menurunkan justru dengan penangkapan barang menjadi sulit harga menjadi naik lalu menggiurkan bagi para bandar bandar ini berterus mencoba untuk mensiasati masuk kedalam wilayah indonesia dan masuk ke komunitas menjual dengan cara modus operandim yanh terus berubah sehingga bisnis haram ini terus bercengkram di wilayah dan masuk kedalam aktifitas aktifitas masyarakat termasuk merambat ke kampung kampung, justrunya hanya di kota kota besar dan sekarang sudah merajalela ke kampung ke pekerja pekerja perkebunan, pekerja tambang, pekerja nelayan. ” Ujar Kep BNN Marthinus H.
Penangkapan tidak akan menyelesaikan begitu saja ada suatu upaya membangun kesadaran, karena kesadara itu harus di benstuk, di paksakan, baik dengan berupa upaya kolektif, dan hari mari kita mencoba untuk mengangkat dan berjanji bersama sama, karena kita bersama sama dipublik mengatakan tidak kepada narkoba, menolak narkoba ada kesadaran yang terbeentuk.
“yang kedua para bandar bandar besar ini akan melihat bahwa masyarakat sadar bangun bersama sama, kenapa masyarakat harus di bangunkan secara bersama sama ada ketakutan yang ditimbulkan oleh narkoba hari ini 3,33 jt, warga negara indonesia yang terpapar tercengkram dengan penggunaan narkoba, ini bukan maslah jumlah yang saya sampaikan tapi masalah kerusakan moral, kerusakan mental, dan ini berpengaruh pada pembentukan generasi muda, pembentukan generasi bangsa, kita ketahui hari ini indonesia sedang bercita cita untuk membentuk suatu indonesia emas tahun 2045, indonesia emas tahun 2045, itu kita tidak tentukan pada tahun 2045, tapi mulai dari hari ini, muali di bangun dari kesadaran pribadi, kesadaran induvidu, kesadaran kelompok kecil, kesadaran keluarga, kesadaran komunitas, sampai kesadaran bangsa.
Maka hari ini BNN bersama sama dengan seluruh aparat hadir dimana mana, untuk apa membagun kesadaran yang lebih penting, membangun kesadaran lebih murah dari pada melakukan penegakkan hukum kita banyangkan berapa uang negara yang harus di keluarkan untuk membiayai 4.142 ribu orang yang ada didalam penjara hari ini, dan berapa anggaran yang di butuhkan negara untuk membiayai rehabilitasi 3,33 juta, besar sekali pemerintah menyiapkan anggaran, tapi kalo kesadaran dibangun maka pemerintah bisa meminimalisir pengguunaan uang negara untuk satu kesejahteraan.
Ini penting dan ini masyarakat harus tau itu kita punya masa depan yang sangat cerah dan cemerlang, satu sisi indonesi punya kekayaan alam yang sangat banyak, tapi kalo kita tidak bisa menjaga generasi kita dari ancaman narkoba maka uang uang itu akan di biayai untuk membiayai satu kesia siaan.
Maka saya minta kepada wartawan tolong sampaikan ini ke publik kita harus terus bergerak membangun kesadaran maayarakat, untuk tempat ini kami memilih yang pertama kita ketahui tempat ini juga sudah menjadi satu stikma, stiekma bahwa ada pergerakan narkoba disini, dari dulu dari tahun 2014, stiekma itu tidak baik untuk satu entitas atau satu kelompok, karena stikma membuat orang menjadi termaljinalkan terpisahkan dari publik maka stiekma ini kita harus rubah, haris membangun, kampung permata adalah kampung yang bersih narkoba, bukan kampung permata yang stiekmanya adalah kampung narkoba dengan merubah stiekma ada kesadaran yang muncul, ada interaksi relasi relasi sosial yang terbentuk maka inter personal, inter subjektifitas yang terjadi akan membuat orang lebih rasional, dia tidak lagi menggunakan narkoba, dia melihat bahwa ada teman kita sebelah dan tidak mau menggunakan narkoba, ada orang yang lebih maju karena tidak menggunakan narkoba, ada orang yang punya prestasi prestasi tidak menggunakan narkoba, maka perlahan lahan itu akan ditinggalkan.
Yang hari ini kita lakukan adalah deteksi kita untuk menekan binmar, jadi binmar itu adalah kebutuhan kalo masyarakat sudah tidak membutuhkan narkoba ngaipain mereka jual,
“menekan suplay kita tau suplay itu bukan disini, tapi diluar negeri oleh karena itu kita menggunakan strategis yang berbeda adalah menggelar jaringan intelijen, jaringan intelijen di pintu pintu masuk, jaringan intelijen dimana terjadi traksaksi narkoba, jaringan intelijen dimana bandar bandar udara bahkan kita melangkah keluar bekerjasama dengan negara negara luar, hari ini kita terus berkordinasi dengan negara negara luar untuk mengejar siapapun semua para bandar besar, bandar kecil lari keluar negeri hari ini kita akan berburu secara internasional, dan kita akan memasukan mereka dalam retnotis biar menjadi perburuan internasional,” tutupnya.