Khalid Zabidi Berharap GOLKAR Lebih Baik Oleh Pemimpin Baru Setelah Airlangga Hartato Mundur “Jayalah Partai Golkar, Jayalah Indonesia”

Politik590 Views

Jakarta – Tanggal 20 Oktober 2024 akan menjadi momen penting buat Partai Golkar, Partai Golongan Karya akan berusia 60 tahun, sebuah umur yang menunjukkan kematangan dan kebijakan. Partai Golkar sudah menjadi warna cerah bagi perjalanan bangsa dan negara ini, diterpa pasang dan surut gelombang arus sejarah politik bangsa. Tidak mengherankan apa yang terjadi di Partai Golkar akan membawa dampak bagi lingkungan politik Indonesia.

Tahun politik 2024 ini masih terus berlanjut hingga akhir penghujung tahun ini setelah hampir 2 tahun Partai Golkar mempersiapkan diri untuk menghadapi pemilihan umum 2024, April 2024 lalu Partai Golkar mencetak hasil pemilihan umum yang mengesankan, berkat kerja keras seluruh elemen partai, yaitu berhasil meningkatkan jumlah pemilih 5,978.865 juta suara, angka ini didapat dari perbandingan perolehan suara Partai Golkar pada pemilu 2019 yaitu 17.229.789 (12,31%) dengan perolehan suara pada pemilu 2024 dengan angka 23.208.654 (15,28%) suara. Sehingga jumlah kursi dari 85 kursi menjadi 102 kursi atau setara 18% kursi di DPR RI.

Tentu hal ini adalah kabar yang menggembirakan buat seluruh kader Partai Golkar. Partai Golkar menjadi pemenang pemilu 2024 kedua. Salah satu orang yang sangat berperan dalam pencapaian dan kemenangan ini adalah Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar.

Beliau mampu menjalankan peran ganda, menjadi pemimpin politik nasional sebagai Ketum Golkar yang harus melakukan kerja-kerja politik dalam kancah perpolitikan nasional juga pada saat yang bersamaan menjalankan agenda-agenda konsolidasi organisasi kepartaian, ini merupakan kerja politik yang tentunya tidak ringan.

Keberhasilan ini bisa jadi karena figur Airlangga Hartarto yang tenang, kalem dan luwes sehingga bisa melewati pelbagai dinamika yang dihadapi Partai Golkar baik secara internal maupun eksternal.

Selain membawa kesuksesan bagi Partai Golkar Airlangga Hartarto juga menorehkan tinta emas dalam sejarah dunia yaitu saat Indonesia menghadapi dan melawan wabah dunia Covid -19.

Bukan Partai Golkar kalau tidak menjadi pusat pembicaraan dan epicentrum politik nasional, Ketua Umum Partai Golkar memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar, sangat mengejutkan sekali bagi semua pihak, aneka reaksi muncul ragam spekulatif publik.

Ditengah hingar bingarnya kontroversi penyebab kemunduran Airlangga Hartarto di kancah politik nasional diwarnai dengan beragam skenario penggantian Ketua Umum Partai Golkar.

Dimana pembicaraan publik mengarah kepada pihak tertentu yang di duga keras membawa agenda politik ke dalam agenda politik Partai Golkar. Hal itu menjadi perdebatan, ada yang membantah dan ada yang masih meyakini pandangannya tersebut. Ditengah pusaran perdebatan, kader Partai Golkar memutuskan untuk terus tetap berjalan agar agenda politik partai tetap terjaga dan bisa berjalan dengan baik. Langkah tersebut langsung menepis anggapan publik yang simpang siur.

Akhirnya DPP Partai Golkar mampu membalikan keadaan dengan menunjukkan kelasnya sebagai sebuah Partai yang modern, partai yang telah malang melintang dan tingkat kematangan yang tinggi, mampu menyelesaikan peristiwa politik yang gawat mengacu kepada AD ART dan jati diri kader Partai Golkar yang sesungguhnya, gercep, langsung memilih Plt Ketum melalui rapat pleno dan menyiapkan Rapimnas dan Munas sebagai forum tertinggi pengambilan keputusan dalam Partai Golkar, memilih Ketua Umum Partai Golkar definitif yang baru menggantikan Airlangga Hartarto.

 

Oleh : Khalid Zabidi
Golkar Garis Keras/Ketua Dewan Pembina Relawan Muda Prabowo Gibran (RMPG)
-dibawakan pada Diskusi Publik 19 Agustus 2024-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *