Silaturahmi dan Deklarasi Persaudaraan TAPOL & NAPOL 2014-2024: Memaknai Kemerdekaan dengan Semangat Persaudaraan

Politik278 Views

 

Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024, sekelompok tahanan politik (TAPOL), narapidana politik (NAPOL), dan mantan narapidana politik periode 2014-2024 menggelar acara silaturahmi dan deklarasi persaudaraan di Pulau Dua Resto, Jakarta, pada Sabtu (17/8). Acara yang berlangsung dari pukul 16.00 hingga 18.00 WIB ini mengangkat tema “Memaknai Kemerdekaan 17 Agustus 2024 dengan Semangat Persaudaraan Demi NKRI Tercinta”.

Acara ini memiliki tujuan utama sebagai wadah silaturahmi dan solidaritas di antara TAPOL, NAPOL, serta mantan NAPOL. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ruang perjuangan untuk menyuarakan kebebasan berpendapat serta menentang kekuasaan yang otoriter. Para peserta juga memperjuangkan abolisi, amnesti, dan rehabilitasi bagi TAPOL, NAPOL, dan eks NAPOL yang terlibat dalam kasus-kasus politik antara 2014 hingga 2024.

Acara ini diprakarsai oleh tokoh-tokoh yang memiliki sejarah panjang dalam perjuangan politik, di antaranya Syahganda Nainggolan, Eko Suryo Sanjoyo, Edi Mulyadi, Jalih Pitoeng, Hatta Taliwang, Munarman, Jumhur Hidayat, dan Zainuddin Arsyad. Selain itu, acara ini turut dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Mayjen (Purn) Soenarko, Laksamana Pertama Sony Santoso, aktivis Ratna Sarumpaet, Egi Sudjana, Alfian Tanjung, Roy Suryo, Roeslan Buton, serta puluhan TAPOL, NAPOL, dan mantan NAPOL lainnya.

Deklarasi persaudaraan ini dipimpin oleh Eko Suryo Sanjoyo, yang dalam kesempatan itu menegaskan pentingnya persatuan seluruh rakyat Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan, berketuhanan, dan sejahtera sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Deklarasi ini juga menyerukan penghentian segala bentuk kekuasaan yang mengedepankan kepentingan pribadi, keluarga, atau golongan yang merampas kedaulatan rakyat, menambah penderitaan masyarakat, dan mengancam integrasi bangsa.

Dengan penuh semangat, para peserta acara menyatakan komitmen mereka untuk terus berjuang demi tercapainya abolisi, amnesti, dan rehabilitasi bagi TAPOL, NAPOL, dan eks NAPOL. Mereka juga menuntut pembebasan segera bagi mereka yang masih ditahan hingga saat ini. “Kami terpanggil untuk memberikan darma bakti kepada bangsa dan negara, dengan harapan agar Allah Subhanahu Wa Ta’ala meridhoi perjuangan kami ini,” tegas Eko dalam penutupan deklarasi tersebut.

Acara ini menjadi momen penting bagi para pejuang politik untuk meneguhkan semangat persaudaraan dan kebersamaan dalam memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan yang sesungguhnya bagi seluruh rakyat Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *