Jakarta, 3 Mei 2024 — Pemimpin dari 15 negara telah sepakat untuk bekerja sama melalui perjanjian perdagangan bebas yang bernama RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership). Kehadiran dari RCEP ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi para pelaku usaha, terutama para eksportir pemula untuk melebarkan sayap mereka dalam meningkatkan ekspor. Kuliah Ekspor Internasional yang diselenggarakan Sekolah Ekspor Nasional dan KADIN Bidang Hubungan Internasional di Menara KADIN Indonesia pada hari ini 3 Mei 2024 mengangkat tema “Kebut Ekspor: Speeding Up Indonesia Export Through Optimizing RCEP and Campus Resources”, yang dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan keterbukaan pasar global khususnya RCEP. Pada banyak perjanjian perdagangan bebas, Indonesia relatif kurang bisa memanfaatkan kesempatan keterbukaan pasar dibandingkan negara-negara mitra, dan karenanya perlu dilakukan upaya-upaya strategis termasuk dengan mengoptimalkan sumberdaya di kalangan perguruan tinggi.
Bernardino M Vega, WKU KADIN Indonesia Bidang Hubungan Internasional menekankan pentingnya Indonesia memanfaatkan RCEP lebih intensif untuk membuka pasar ekspor. KADIN mendukung lahirnya eksportir-eksportir baru dari kalangan perguruan tinggi melalui program Kampus Merdeka Kemendikbudristek RI di Sekolah Eskpor Nasional.
Kuliah Ekspor Internasional dengan tema “Kebut Ekspor: Speeding Up Indonesia Export Through Optimizing RCEP and Campus Resources” pada v qq ini dihadiri lebih dari 800 orang peserta secara luring dan daring dari kalangan pengurus KADIN, pelaku usaha, dosen dan mahasiswa khususnya Mahasiswa peserta Program Studi Independen Kampus Merdeka di Sekolah Ekspor Nasional. Kepala Sekolah Ekspor Nasional Dr. Handito Joewono yang juga Pengurus KADIN Bidang Hubungan Internasional menggarisbawahi pentingnya Indonesia mencetak secara agresif eksportir-eksportir baru dari kalangan generasi muda khususnya mahasiswa dan alumni perguruan tinggi. Pada semester ini ada 500 mahasiswa dari 126 perguruan tinggi seluruh Indonesia yang mengikuti pembelajaran satu semester penuh di Sekolah Ekspor Nasional untuk dicetak menjadi eksportir baru.
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sebagai perjanjian perdagangan bebas yang diperluas dari negara-negara anggota ASEAN dan beberapa negara mitra utamanya yaitu: Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Philippina, Singapore, Thailand, Vietnam, Australia, China, Japan, Korea Selatan dan Selandia Baru ditandatangani pada 15 November 2020. Sebelumnya ASEAN sudah bersepakat menjalankan ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan kemudian dikembangkan menjadi ASEAN Economic Community (AEC).
RCEP sering disebut sebagai megaregional dan merupakan kesepakatan kerjasama ekonomi terbesar dunia. Ketika RCEP disepakati pada 2020, RCEP berkontribusi pada 31 persen dari GDP dunia, 29 persen perdagangan dunia dan 29.7 persen dari total penduduk dunia. Indonesia sebagai bagian dari RCEP mendapat peluang sekaligus ancaman dari RCEP.
Dunia Pendidikan berkontribusi besar pada pengembangan Sumber Daya Manusia, yang pada Chapter 8 RCEP diberi perhatian khusus pada Perdagangan Jasa. Chapter 8 RCEP mempunyai Annex tentang Professional Services memberi ruang pergerakan professional services yang meliputi pengakuan professional gualifications. Annex ini juga mendorong pengembangan mutually acceptable professional standards dan kriteria mutually accepted areas meliputi education, examination, experience, conduct and ethics, professional development dan recertification.
Di masa depan diharapkan kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia usaha akan semakin besar dan efektif, dan kami mengharapkan KADIN mengambil peran lebih besar termasuk untuk mendukung program peningkatan kompetensi SDM seperti dilakukan pada sektor ekspor. Pengembangan SDM ekspor dengan mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia di perguruan tinggi danmemanfaatkan perjanjian perdagangan bebas khususnya RCEP merupakan kunci strategis untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Perguruan tinggi bisa berperan aktif untuk menumbuhkembangkan eksportir pemula muda khususnya mahasiswa dan alumni perguruan tinggi.
Perguruan tinggi juga diharapkan mendayagunakan sumberdayanya atau “campus resources” untuk membangun keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan dinamika perdagangan global melalui Kerjasama riset/penelitian dengan dunia usaha.
Dalam dinamika perdagangan internasional yang semakin kompleks, peran Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) menjadi sangat penting bagi Indonesia. Sebagai inisiatif perdagangan terbesar dunia, RCEP menawarkan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk maksud tersebut dibutuhkan pemahaman komprehensif tentang RCEP.
Melalui kombinasi pemahaman yang mendalam tentang RCEP dan pemanfaatan sumber daya kampus yang optimal, Kuliah Ekspor Internasional 2024 diharapkan dapat menjadi langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional dan meningkatkan daya saing ekspor Indonesia secara keseluruhan.