Jakarta, Kamis, 4 April 2024 – Sukses digelar Acara Expert Talk Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan bertema “Strategi Pengawasan Memastikan Keberlanjutan Program dan Digital disertai Buka Bersama pada hari Kamis, 04 April 2024 pukul 15:00-18:00 dalam rangka Wujudkan Iklim Usaha Kondusif, Kompetitif & Berkelanjutan Untuk Penciptaan Lapangan Kerja bertempat diš Gedung Permata Kuningan Lt.10 – Jakarta Selatan.
Tampil sebagai narasumber dalam diskusi ini antara lain M. Aditya Warman (Ketua Komite KKPB Dewan Pengawas BPJSTK), M. Zuhri BahriĀ (Ketua Dewan Pengawas BPJSTK: Opening Speech),Ā Shinta Kamdani (Ketua Umum DPN APINDO: Keynote Speech), Prof. Dr. Soeprayitno, MM. (Dewan Jaminan Sosial Nasional: Pembahas I.),Ā Agung Pambudhi (Dewan Jaminan Sosial Nasional: Pembahas II), Timboel Siregar ā (BPJS Watch: Pembahas III).
Dalam kata sambutannya,M. Aditya Warman (Ketua Komite KKPB Dewan Pengawas BPJSTK), menyatakan,āUntuk menshifting organisasi digital masa depan dibutuhkan social security. Ikut JKK dan JKM cukup membayar 16.800 per bulan, namun manfaat yang diberikan adalah 42 juta. Per Februari 2024 dana kelolaan sudah 731 Trilyun. Namun ada beberapa kebijakan yang mempengaruhi ketahanan dana yaitu adanya relaksasi iuran, rekomposisi iuran, dan kenaikan manfaat.
Acara ini untuk membangun awareness. Organisasi BPJS Ketenagakerjaan ingin melompat jauh. Dengan melompat jauh, apabila jatuh maka akan jatuh di tempat berbeda dan di level berbeda. Kami ingin awareness to pay terbangun di masyarakat agar sustainibility program BPJS Ketenagakerjaan tetap terjaga.
Dewan pengawas bertugas untuk mendeteksi masalah dengan cara menelisik problem statement di masa depan. Future practice.
Berperanlah lebih maka posisi akan mencari kamu. Jangan mencari rezeki karena rezeki tidak salah alamat.
Kepada awak media, M. Aditya Warman, MBA. sebagai Board Of Supervisory mengatakan,
“Jadi hari ini saya merasakan adanya ketinggalan ya, kami melihatnya sebagai scalling priority itu penting kemudian untuk menjaga produk priority, skala priority terjaga, dimanapun kerja tidak akan menjadi masalah karena lapangan kerja baru, jadi terbuka walaupun ada yang terdistract tetapi lapangan kerja baru jadi terbuka, jadi saya merasakan hari ini adanya update dengan program jaminan sosial ini juga tentang bagaimana menciptakan productivity yang basisnya adalah Territory test dan tentu softskill ini harus dibangun dan tertutup, tentu merubah mindset dan mindset yang dirubah serta mindset yang dibangun itu juga artinya dibangun sosial dan artinya mindset yang dirubah dan dibuat yang bagus tadi dibutuhkan skillset dan tools set, jadi bangun skill set dan tools setnya dari kedua itu, maka muncullah mindset yang baru.
Salah satu namanya, muncul mindset digital itu membutuhkan sebuah ekosistem yang mendorong anak-anak muda untuk masuk ke platform digital dengan men defragment hal-hal yang praktis pada zamannya, termasuk best practice pada zamannya dan saya meyakini hari ini ekosistem digital di Indonesia bertumbuh seiring dengan tumbuhnya sikap Guilty capability daripada milenial setidaknya yang Gen x dan gen y harus bisa menyesuaikan dari usia yang basisnya pada peningkatan kapasitas yang juga harus direscalling, kalau perlu untuk pekerjaan-pekerjaan yang sangat basic, butuh vokasi seperti itu.
Jadi kalau bicara adaptasi ya kita kembalikan kepada masing-masingbisnis value Z masing-masing bisnis jadi tidak bisa di gebyar Bian ini kan masing-masing banyak sektor-sektor, salah satu sektornya real, otomotif dan sebagainya itu harus digunakan.
Saya yakin semua di Apindo sudah berjuang untuk upskilling pekerja- pekerjanya agar jangan sampai kehilangan pekerja, tetapi jangan salah, digitalisasi itu membuat pekerjaan menjadi lebih efisien dan digitalisasi itu untuk membantu membunuh produk yang tidak efisien untuk mengakses pekerjaan hingga kehilangan pekerjaan.”