Jakarta – Alumni Universitas Indonesia Garda Pancasila dengan TPN Ganjar Mahmud mengadakan acara Temu Kangen dengan para Relawan 03, bertempat di posko GBN, di Penjernian Benhil, Jakarta Pusat, Rabu,. (21/02/2024).
Sony Danang Ketua Umum AUI GP menjelaskan bahwa Kita ketemu disini dengan Pak Ganjar untuk mendukungnya.
Kita sudah jalan bareng hampir 2 tahun, kita pengen semangat Pak Ganjar tetap terjaga.
Kita berjuang bukan buat dia pribadi tapi buat Indonesia.
Kita dari UI, kita pengen semuanya rasional, terkait kecurangan TSM. Kita butuh orang-orang yang berani untuk menjadi saksi serta bukti-buktinya.
Makin banyak yang ngomong makin banyak yang bicara, dengan sendirinya terkait TSM tidak usah dibuktikan itu akan terbukti sendiri.
Terkait Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024, Pak Ganjar bilang harus ada yang berani, dari DPR harus ada yang berani. Kita juga lihat partai-partai pendukungnya 01 dan 03 sebenarnya mayoritas.
Apakah mereka mau berjuang untuk rakyat atau untuk kepentingan pribadi. Ada pressure dari masyarakat sipil.
Kita dari Alumni UI tidak mau hanya datang dan modal nekat saja, harus ada buktinya. Makanya bener atau tidak masyarakat yang dukung kita, ada yang dibayar dan diancam apakah berani ngomong. Kita ingin selamatkan demokrasi.
Outputnya apa tidak penting, yang penting demokrasi harus tetap ada di Indonesia.
Yudha Ketua Dewan Pembina AUI GP menjelaskan bahwa pertama AUI GP adalah Alumni Universitas Indonesia Garda Pancasila. GP juga bisa dibaca sebagai Ganjar Pranowo.
Komitmen kita mendukung Pak Ganjar adalah untuk menyelamatkan dan menjaga Pancasila. Yang kedua dengan berjalannya Pemilu kita juga melihat dan merasakan ada semacam yang tidak benar dan kecurangan.
Banyak teman-teman yang mengamati ucapan selamat yang diberikan oleh Inggris, Malaysia, Singapore dan Australia. Itu masalah karena penghitungan belum selesai. Secara resmi belum selesai.
Yang menarik kenapa Amerika Serikat tidak, dia menunggu. AS hanya mengucapkan selamat kepada rakyat Indonesia yang sudah menggunakan hak pilihnya. Artinya mereka masih riset dan melihat sesuatu ada keresahan di masyarakat. Jadi
poin kita adalah selamatkan demokrasi dan menjadi Garda Pancasila.
Kita sudah 4 kali melakukan Pemilu yang benar. Masa yang kelima harus rusak lagi. Ada penelitian kalau sebuah negara sudah melakukan 7 kali Pemilu berturut-turut secara baik-baik.
Kalau yang kelima ini dirusak ada dinasti atau apa itu masalah.
“Kita dorong ke Parlemen, jangan rakyat yang diadu. Jangan sampai darah mengalir, kalau ada 1 atau 2 mahasiswa tewas maka rakyat bergerak dan rezim ini akan jatuh, tutup Yudha.