Jakarta, 16 November 2023. Kunjungan Belajar dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Borobudur di Showcase Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0), dilaksanakan pada hari Kamis, 16 November 2023. Lokasi acara di Gedung PIDI 4.0 JI. Raya Kby. Lama No 41, Permata Hijau, Jakarta Selatan. Acara kunjungan belajar ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Borobudur yaitu Bpk. Djoko Harsono, S.Kom., M.M., M.Kom, Sultan Syafiq External Affairs PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Direktur PIDI 4.0 Arnes Lukman, Anas Head Of Showcase Center PIDI 4.0 dan para Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Borobudur.
Sultan Syafiq External Affairs PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia menjelaskan bahwa sebagai industri otomotif yang sudah dari tahun 1970 kita mencoba mencanangkan bagaimana industri ini bermanfaat bagi masyarakat dan apa yang diterima oleh perusahaan besar juga apa yang bisa kita beri ke masyarakat. Jadi di Industri 4.0, gedung PIDI 4.0 yang dibangun oleh Kemenperin kita berharap ada feedback yang bisa diberikan oleh Toyota. Mulai dari kita disini fungsi salah satunya adalah untuk menjadi semacam wadah dari industri UMKM bagaimana untuk mempelajari industri 4.0 berkembangnya tidak hanya untuk industri besar saja. Tapi industri kecil juga merasakan. Jadi yang datang kesini seperti tadi ada Mahasiswa, perusahaan-perusahaan internasional, perusahaan multinasional yang memiliki kaki cabang di Indonesia dan dari government juga ada. Jadi ini multifungsi semuanya diberikan kesempatan untuk datang kesini sesuai dengan alur yang diberikan oleh PIDI. Jadi kita menerima dengan senang hati. Nanti ada sebuah sistem dimana PIDI memberitahu kita jamnya kapan dan lain sebagainya. Bahwa kita bisa memberi pengajaran, disini kita ngajarin bagaimana mobil itu dibuat, bagaimana mobil itu dikembangkan sampai fitur listrik disitu kita semua aplikasikan.
Terkait magang disini kita PIDI 4.0 kalau dari PIDI sendiri masuknya ke PIDI. Kalau dari Toyota kita membuka magang merdeka, yaitu kerja sama dengan Kemendikbudristek dimana nanti dari kampusnya sendiri ada setiap semester 5 itu magang merdeka itu nanti kita kerja sama kampus. Dari kampus bakal menunjuk perusahaannya, kampus yang di Malang juga seperti itu dia nunjuk perusahaannya. Mungkin kampus telekomunikasi yang bakal ke Telkomsel, kampus yang otomotif bakal ke Toyota. Ketika kesini itu yang kesini anak-anak magang dari Toyota juga. Dari Toyota mereka magang merdeka sekitar 5-6 bulan dari seluruh kampus di Indonesia. Ada yang UPN Jogja, ITS, dan UI kesini. Mereka magang kalau disini dari PIDI, kalau Toyota di Sunter dan Karawang.
Kalau misalnya untuk bisa bekerja di Toyota setelah magang itu kita melihat progress dari setiap peserta. Jadi setiap peserta ketika dia bekerja di Toyota ketika magang tidak semuanya mungkin bisa benar-benar bekerja di Toyota. Apa yang bisa dia berikan ketika bekerja di Toyota itu yang akan diperhitungkan. Kalau ke luar negeri sejauh ini memang yang dipekerjakan di Toyota ada Toyota Indonesia karena kita Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Bedanya TMIN sama TAM kita memang satu Headquarters di Sunter Jakarta Utara, tapi kita beda. TAM itu Toyota Astra Motor yang mendistribusikan dan menjual dan TMIN yang memproduksinya.
Terkait pengelolaan baterai di masa depan. Kita tidak 100% tanpa bahan bakar. Terbukti di Sunter di HQ kita ada banyak pengecasan listrik. Kita ada 200 supplier yang kebanyakan berasal dari Indonesia. Seperti Denso, Idemitsu dia mengisi part-part kita. Jadi suatu hari ada part baterai yang harus kita ekspor atau kita impor dari luar itu sudah menjadi konsentrasi tersendiri. Ketika kita siap memproduksi 1.000 mobil atau 2.000 mobil maka kita sudah siap memperhitungkannya. Jadi jangan tiba-tiba ditengah jalan tiba-tiba Toyota itu harus berhenti karena kurangnya supplier.
“Harapannya Mahasiswa Universitas Borobudur yang datang ke PIDI bisa menjadi wawasan buat mereka bahwasanya untuk bisa memiliki pendidikan dan mencapai gelar itu tidak hanya di dalam kelas saja. Juga harus bisa turun ke lapangan dan menambah jaringan. Tidak hanya datang ke kelas, absen, ngerjain tugas dan dapat nilai itu selesai. Kita harus ada untuk turun ke lapangan memperluas relasi dan praktek salah satunya di PIDI,” harapnya Sultan Syafiq.